Sabtu, 07 September 2013

BANYUWANGI ETHNO CARNIVAL (B E C ) 2013

Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) 2013 memang selalu memberikan variasi tersendiri dalam setiap tahunnnya, terbukti untuk tahun 2013 ini, Pemerintah Banyuwangi menampilkan tema Kebo-keboan (tradisi kerbau): The Legend of Kebo-keboan Blambangan sebagai bentuk apresiasi pada adat budaya yang masih di lakukan warga Alas Malang hingga saat ini.

Masih segar dalam ingatan kita, jika di tahun kedua, tepatnya di tahun 2012 lalu. Pemerintah Banyuwangi sengaja mengexplore Barong dengan seribu keunikannya. dan mengambil tema " Re BARONG"  dalam pelaksanaan BEC tahun lalu.

Sementara kalo kita kembali ke awal pelaksanaan Banyuwangi Ethno Carnival BEC di tahun 2011.
Tahun 2011 mengusung 3 ikon budaya dalam penampilan perdananya yaitu Gandrung, Damarwulan dan kundaran yang diperagakan dalam 3 defile oleh 300 orang peserta, maka gaung tak hanya terasa di Kabupaten Banyuwangi, tetapi terdengar hingga keluar daerah se-antero Indonesia bahkan hingga mancanegara.

Acara karnaval ini memasuki tahun ketiga, dan digelar di kawasan Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu (7/9/2013). "Kebo-keboan telah lama menjadi bagian dari kehidupan masyarakat lokal Banyuwangi," kata Bupati Abdullah Azwar Anas.

Kebo-keboan adalah sebuah ritus masyarakat lokal Banyuwangi yang berisi permohonan kepada Tuhan untuk memberikan kesuburan atas sawah mereka. Dalam ritus, sejumlah orang berdandan seperti kerbau.

Kerbau selalu dianggap hewan yang membantu kemakmuran dan ketahanan pangan petani melalui tenaganya. "Kerbau memperoleh status penting dan perlakuan khusus ketika masa tanam," kata Anas.

Sebanyak 300 orang ikut serta menjadi peserta karnaval, termasuk 12 orang warga asing dari Kroasia, Australia, Polandia, Filipina, Yunani, dan lain-lain.

Mereka beraksi dalam tiga defile, yakni defile Kebo Geni, Kebo Bayu Tirta, dan Kebo Bumi. Kebo Geni menandakan semangat dan jiwa pemberani. Kebo Bayu Tirta menyimbolkan penanda kedamaian, dan Kebo Bumi menyimbolkan isyarat kesuburan.

Mereka berparade di jalanan sepanjang tiga kilometer, dan berjalan diiringi musik etnik khas Banyuwangi, yang bernuansa modern.

Bupati Anas mengatakan, BEC efektif untuk mempromosikan pariwisata daerah. BEC memiliki garis pembeda yang jelas dengan karnaval-karnaval yang diselenggarakan kota lain.

"BEC menggali apa yang dimiliki di 'dalam' untuk diperkenalkan ke 'luar'. Kita ingin membagi kebudayaan lokal untuk masyarakat global," kata Anas.


Berikut Beberapa gambar ekspresi dari ' The Legend Of KEBO-KeBOan'  yang ada di banyuwangi. 





Semetara itu, kita akan liat juga pemenang Kostum terbaik dalam pagelaran BEC 2012 lalu dengan Re BARONG, Ini dia gambarnya yang ikut meramaikan BEC tahun ini....




Walaupun banyak menuai kontroversi, pagelaran Banyuwangi Ethno Carnival (BEC) tetaplah menjadi bagian dari expresi seni budaya Banyuwang yang memang harus di publikasikan agar dunia tidak hanya mendengar tentang ceritanya, tetapi bisa melihat langsung bagaimana kronologis sejarah itu masih menancap di bumi Blambangan.


( Oleh : Widie Nurmahmudy)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar